Jumat, 01 Mei 2015

P0KJA SPENSIX : GREEN HOUSE




 
A.  Latar Belakang
       Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang  peduli dan berbudaya lingkungan . Sekolah adiwiyata  merupakan sarana yang tepat dan ideal, untuk mewujudkan tanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Sekolah merupakan tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan SMP Negeri 6 Mojokerto menjadi sekolah adiwiyata, diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang serhat dan menghindari dampak lingkungan yang negative. Implementasi kebijakan tersebut, yaitu melakukan  pemberdayaan peran serta warga sekolah dalam pelaksanaan pengembangan lingkungan hidup. Hal ini juga sejalan dengan visi SMP Negeri 6 Mojokerto, yaitu terjuwudnya  Insan yang cerdas, berilmu, terampil, berbudaya lingkungan berdasarkan iman dan taqwa. Salah satu kegiatan pengembangan lingkungan hidup melalui program green house.
          Green House disebut juga rumah hijau atau rumah tanaman. Green house  adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya. Pada prinsipnya green house adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya.
Green house di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Ide awal pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus.
B.  Dasar Pelaksanaan
  Yang menjadi dasar pelaksanaan program green house di SMP Negeri 6 Mojokerto adalah sebagai berikut.
1.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
3.    Program Kerja Sekolah Tahun 2014-2015

C.  Fungsi Green House
          Salah satu fungsi green house adalah untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. 
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain.
a.    Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b.   Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c.    Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
d.   Gangguan hama dan penyakit.
e.    Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
f.     Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g.   Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain.
a.    Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b.   Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai   dengan   kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c.    Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d.   Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. 
e.    Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f.     Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g.   Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

D. Spensix Green House
1.    Maksud dan tujuan spensix green house
     Spensix green house adalah tempat pembibitan, tempat tanaman dibudidayakan yang berfungsi sebagai penghijauan, laboratorium alam, media dan sumber belajar. Program Green House yang ada di SMP Negeri 6 Mojokerto, mulai dicanangkan oleh Kepala sekolah, sejak empat tahun yang lalu. Program green house yang dicaanangkan kepala sekolah disambut antusias oleh seluruh warga SMP Negeri 6 Kota Mojokerto. Green House tersebut diberi nama”Smpensix Green house”.
     Pengadaan program ini sejalan dengan sekolah Adiwiyata.  Pada tahun 2012, SMP Negeri 6 Mojokerto ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kota Mojokerto untuk mewakili seleksi Sekolah Adiwiyata tingkat Propensi Jawa Timur. Penunjukkan SMP Negeri 6 Mojokerto dalam seleksi tersebut, karena kondisi fisik SMP Negeri 6 sangat mendukung sebagai sekolah adiwiyata.
2.    Tujuan spensix green house
a.    Menanamkan rasa sayang terhadap lingkungan , khususnya tumbuhan dan aneka bunga.
b.   Memperkenalkan aneka tanaman dan manfaatnya kepada siswa.
c.    Menciptakan sekolah hijau dan sehat.
d.   Sebagai laboratorium alam saat melakukan praktek / penelitian.
e.    Sebagai sarana sumber dan media pembelajaran bagi siswa dan guru.
3.    Macam spensix green house
     Ada tiga macam green house yang ada di SMP Negeri 6 Mojokerto. Green house anggrek, green house anthorium dan green house kebun sekolah (School Garden).
a.    Green House Anggrek
          Green house anggrek memiliki ukuran panjang 15m, lebar 3 m. Terbuat dari besi, berdinding kawat dengan atap dari bahan akrilik. Letak green house anggrek didepan halaman sekolah sebelah barat, dekat hutan sekolah. Jumlah anggrek dalam green house ini sebanyak 250 tanaman. Jenisnya  ada dua yaitu anggrek bulan dan anggrek dendrobium.  Pemilihan jenis anggrek tersebut karena anggrek jenis ini harganya relatif murah.  Pembudidayaan anggrek menggunakan media pot plastic. Sebagian besar tanaman anggrek yang terdapat di SMP Negeri 6 Mojokerto merupakan hasil sumbangan para siswa. Tiap kelompok siswa antara 4 sampai 7 orang menyumbangkan  satu tanaman anggrek.
          Selain tanaman anggrek, dalam green house tersebut juga dibudidayakan lidah buaya. Jumlah lidah buaya sebanyak 25 pot. Karena jumlah tanaman lidah buaya relative sedikit, karena itulah green house ini disebut green house aanggrek. Pemeliharaan tanaman yang terdapat di green house , di rawat oleh Tim pokja green house secara berkala. Ada 12 orang siswa yang tergabung dalam Tim pokja tersebut.
    

                                                      Gambar: Kegiatan rutin Tim Pokja di green house anggrek

b.   Green House Antorium & Aglonema
     Green house antorium dan aglonema memiliki ukuran panjang 9 m, lebar 3m. Terbuat dari besi dengan atap terbuat dari bahan akrilik. Letak green house berada ditengah lingkukan  sekolah, diapit oleh dua kelas.   Tujuan dari letak green house ini agar mampu memberikan kesejukan dan sirkulasi udara yang lebih segar bagi siswa .
     Jumlah tanaman anthoriun (gelombang cinta) sebanyak 20 Pot besar . Sedang aglonema sebanyak 8 pot. Pemeliharaan tanaman ini juga dilakukan oleh Tim pokja green house. Dibawah ini adalah gambar dari green house anthorium dan aglonema.

  
          Gambar: Letak green house anthorium dan aglonema yang mampu memberikan kesegaran

c.    Green House Kebun Sekolah ( School Garden)
     Green house kebun sekolah  berukuran panjang 15 m, lebar 2,5 m. Terbuat dari besi,  dinding dan atapnya terbuat bahan akrilik. dengan atap terbuat dari bahan akrilik. Letaknya berada halaman belakang sekolah, dekat dengan  kebun sekolah. Fungsi green house ini adalah sebagai tempat pembibitan tanaman sayur kebun sekolah. Jenis bibit tanaman sayur yang dibudidayakan yaitu, kembang kol, terung, sawi, tomat, cabai merah dan cabai rawit. Pemaparan tentang green house kebun sekolah secara rinci, ditulis tersendiri dalam Pokja Kebun sekolah.  



                                                                   Gambar: Pembibitan sayur kebun sekolah

E.   Teknis Pelaksanaan Kegiatan
1.    Waktu kegiatan
No
Kegiatan
Pelaksanaan
Realisasi
1
Penyiraman
Setiap hari

2
Pemupukan
1 minggu

3
Pembasmian hama
1 bulan


2.    Tempat kegiatan
a.      Green house anggrek
b.      Green house anthorium dan aglonema
3.    Koordinator
a.      Dra. Hj. Siti Mukhtin N
b.      Mamiek Zulfiah, S.Pd


Manfaat dan tujuan Green house
Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house sebagai penunjang agribisnis kita.

          Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).



Gambar 1 : Greenhouse
          Karena dengan Greenhouse faktor yang berpengaruh seperti suhu, sinar matahari, kelembaban, dan udara disediakan, dipertahankan dan didistribusikan secara merata pada level yang optimal. Untuk tujuan ini disyaratkan dalam pembuatan greenhouse adalah mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi panas yang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat.

          Greenhouse untuk daerah tropis sangat memungkinkan dan mempunyai banyak keuntungan dalam produksi dan budidaya tanaman. Produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana produksi dalam lahan yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya hujan yang sering dan angin yang kencang. Struktur greenhouse di daerah tropis sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu dengan menggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala (screens) yang mampu mengurangi serangan serangga dan hama.

BAB II
PEMBAHASAN
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya. Fungsi Green House
Untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. 
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
a.    Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b.    Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c.    Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
d.   Gangguan hama dan penyakit.
e.    Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
f.     Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g.    Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a.    Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b.    Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan   kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c.    Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d.   Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. 
e.    Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f.     Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g.    Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian.  Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2.      Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3.      Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk. 
4.      Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet. 
5.      Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya. 
6.      Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.

JENIS GREEN HOUSE
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
A.    Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.

B.     Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C.    Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.


TIPE GREEN HOUSE
Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah. 
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar. 
Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Bagaimana sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya. 
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu : 
1.      tipe tunnel 
2.      tipe piggy back 
3.  tipe multispan

Masing – masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Type Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. 

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
2.      Tipe Piggy back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman. 

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
3.      Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada green house tipe tunnel. 
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.

BAHAN PENUTUP GREEN HOUSE
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :
1.      Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.
2.      Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3.      Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4.      Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5.      Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik adalah
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha dimasa yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.
2.Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik. Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk area-area yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerah-daerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi tanaman.
4.Arah/orientasi
Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada lintang tinggi.

BAB III
KESIMPULAN

·         Untuk membuat rumah kaca (greenhouse) harus di perhatikan unsur lokasi dimana akan di tempatkan rumah kaca tersebut
·         Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal.
·         Bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.
·         Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi.

Rumah kaca (disebut juga rumah hijau dan rumah tanaman[1]) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik; Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena itu rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi.
Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan bunga, buah dan tanaman tembakau. Lebah dari genus Bombus adalah polinator pilihan untuk banyak polinasi rumah kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan, dan juga polinasi buatan.

Tanaman tembakau di dalam rumah tanaman sedang disiangi, di Hemingway, South Carolina
Banyak sayuran dan bunga yang dikembangkan di rumah kaca pada akhir musim dingin atau awal musim semi, yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi hangat.
Ruangan yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik, dibandingkan dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit, dan panas tinggi dan kelembaban, harus dikontrol, dan irigasi dibutuhkan untuk menyediakan air.
Rumah kaca menjadi penting dalam penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi. Kompleks rumah kaca terbesar di dunia terletak di Leamington, Ontario (dekat tempat paling selatan Kanada) di mana sekitar 200 "acre" (0.8 km²) tomat dikembangkan dalam gelas.
Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan suatu negara persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca untuk menggunakan ruang secara efektif.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Soal Sumatif IPS 9 Semester Genap

  PENILAIAN AKHIR TAHUN MATA PELAJARAN     : Ilmu Pengetahuan Sosial KELAS/SEMESTER    : IX / G enap WAKTU                      : 9 0 ...