A. Latar
Belakang
Sekolah
Adiwiyata
adalah sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan . Sekolah adiwiyata merupakan
sarana yang tepat dan ideal, untuk mewujudkan tanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Sekolah merupakan tempat
memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dalam menuju
cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan SMP Negeri 6 Mojokerto menjadi sekolah adiwiyata,
diharapkan
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan
yang serhat dan menghindari dampak lingkungan yang negative. Implementasi
kebijakan tersebut, yaitu melakukan pemberdayaan
peran serta warga sekolah dalam pelaksanaan pengembangan lingkungan hidup. Hal
ini juga sejalan dengan visi SMP Negeri 6 Mojokerto, yaitu terjuwudnya Insan yang cerdas, berilmu, terampil, berbudaya lingkungan
berdasarkan iman dan taqwa. Salah satu kegiatan
pengembangan lingkungan hidup melalui program green house.
Green House disebut
juga rumah hijau atau rumah tanaman. Green house adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Secara
umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus
cahaya. Pada prinsipnya green house adalah sebuah bangunan yang terdiri atau
terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh
pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya.
Green house di Indonesia sebagian besar digunakan
untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan
tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan
persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman
tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan
praktisi disemua bidang pertanian. Ide awal pembuatan bangunan green house di
Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga
penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini
adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau
pemecahan terhadap suatu kasus.
B. Dasar
Pelaksanaan
Yang menjadi
dasar pelaksanaan program green house di SMP Negeri 6 Mojokerto adalah sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
2.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
3. Program Kerja Sekolah Tahun 2014-2015
C. Fungsi
Green
House
Salah
satu fungsi
green house adalah untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di
dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan
dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan
memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki antara lain.
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan
sinar infra merah.
b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan
tanaman.
f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi
penyerbukan.
g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan
yang dikehendaki antara lain.
a. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b.
Mikroklimat seperti suhu, kelembaban
dan intensitas cahaya sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan
penyakit.
e. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan
pengawasan mutu.
f. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu
pestisida
g. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.
D. Spensix
Green House
1. Maksud dan tujuan spensix green house
Spensix
green house adalah tempat pembibitan, tempat tanaman dibudidayakan yang
berfungsi sebagai penghijauan, laboratorium alam, media dan sumber belajar. Program
Green House yang ada di SMP Negeri 6 Mojokerto, mulai dicanangkan oleh Kepala
sekolah, sejak empat tahun yang lalu. Program green house yang dicaanangkan
kepala sekolah disambut antusias oleh seluruh warga SMP Negeri 6 Kota
Mojokerto. Green House tersebut diberi nama”Smpensix Green house”.
Pengadaan
program ini sejalan dengan sekolah Adiwiyata.
Pada tahun 2012, SMP Negeri 6 Mojokerto ditunjuk oleh Dinas Pendidikan
Kota Mojokerto untuk mewakili seleksi Sekolah Adiwiyata tingkat Propensi Jawa
Timur. Penunjukkan SMP Negeri 6 Mojokerto dalam seleksi tersebut, karena
kondisi fisik SMP Negeri 6 sangat mendukung sebagai sekolah adiwiyata.
2.
Tujuan
spensix green house
a.
Menanamkan
rasa sayang terhadap lingkungan , khususnya tumbuhan dan aneka bunga.
b.
Memperkenalkan
aneka tanaman dan manfaatnya kepada siswa.
c.
Menciptakan
sekolah hijau dan sehat.
d.
Sebagai laboratorium
alam saat melakukan praktek / penelitian.
e.
Sebagai sarana sumber dan media pembelajaran bagi
siswa dan guru.
3.
Macam spensix green house
Ada tiga macam
green house yang ada di SMP Negeri 6 Mojokerto. Green house anggrek, green
house anthorium dan green house kebun sekolah (School Garden).
a. Green House Anggrek
Green house anggrek memiliki ukuran panjang
15m, lebar 3 m. Terbuat dari besi, berdinding kawat dengan atap dari bahan
akrilik. Letak green house anggrek didepan halaman sekolah sebelah barat, dekat
hutan sekolah. Jumlah anggrek dalam green house ini sebanyak 250 tanaman. Jenisnya
ada dua yaitu anggrek bulan dan anggrek
dendrobium. Pemilihan jenis anggrek
tersebut karena anggrek jenis ini harganya relatif murah. Pembudidayaan anggrek menggunakan media pot
plastic. Sebagian besar tanaman anggrek yang terdapat di SMP Negeri 6 Mojokerto
merupakan hasil sumbangan para siswa. Tiap kelompok siswa antara 4 sampai 7
orang menyumbangkan satu tanaman
anggrek.
Selain
tanaman anggrek, dalam green house tersebut juga dibudidayakan lidah buaya.
Jumlah lidah buaya sebanyak 25 pot. Karena jumlah tanaman lidah buaya relative
sedikit, karena itulah green house ini disebut green house aanggrek. Pemeliharaan tanaman yang terdapat di green
house , di rawat oleh Tim pokja green house secara berkala. Ada 12 orang siswa
yang tergabung dalam Tim pokja tersebut.
Gambar: Kegiatan rutin Tim Pokja di
green house anggrek
b. Green House Antorium & Aglonema
Green
house antorium dan aglonema memiliki ukuran panjang 9 m, lebar 3m. Terbuat dari
besi dengan atap terbuat dari bahan akrilik. Letak green house berada ditengah
lingkukan sekolah, diapit oleh dua
kelas. Tujuan dari letak green house ini
agar mampu memberikan kesejukan dan sirkulasi udara yang lebih segar bagi siswa
.
Jumlah tanaman
anthoriun (gelombang cinta) sebanyak 20 Pot besar . Sedang aglonema sebanyak 8
pot. Pemeliharaan tanaman ini juga dilakukan oleh Tim pokja green house.
Dibawah ini adalah gambar dari green house anthorium dan aglonema.
Gambar: Letak
green house anthorium dan aglonema yang mampu memberikan kesegaran
c.
Green House
Kebun Sekolah ( School Garden)
Green house kebun sekolah berukuran panjang 15 m, lebar 2,5 m. Terbuat
dari besi, dinding dan atapnya terbuat bahan
akrilik. dengan atap terbuat dari bahan akrilik. Letaknya berada halaman
belakang sekolah, dekat dengan kebun
sekolah. Fungsi green house ini adalah sebagai tempat pembibitan tanaman sayur
kebun sekolah. Jenis bibit tanaman sayur yang dibudidayakan yaitu, kembang kol,
terung, sawi, tomat, cabai merah dan cabai rawit. Pemaparan tentang green house
kebun sekolah secara rinci, ditulis tersendiri dalam Pokja Kebun sekolah.
Gambar: Pembibitan sayur kebun
sekolah
E.
Teknis Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
Realisasi
|
1
|
Penyiraman
|
Setiap
hari
|
|
2
|
Pemupukan
|
1
minggu
|
|
3
|
Pembasmian
hama
|
1
bulan
|
|
2. Tempat kegiatan
a. Green house anggrek
b. Green house anthorium dan aglonema
3. Koordinator
a. Dra. Hj. Siti Mukhtin N
b. Mamiek Zulfiah, S.Pd
Manfaat
dan tujuan Green house
Green house atau yang
dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis,
terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun
demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan
mengetahui tentang green house ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin
melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan
ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green
house sebagai penunjang agribisnis kita.
Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas
unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini
menyebabkan semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus
dikembangkan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah
kaca (Greenhouse).
Gambar 1 : Greenhouse
Karena dengan Greenhouse faktor yang berpengaruh seperti
suhu, sinar matahari, kelembaban, dan udara disediakan, dipertahankan
dan didistribusikan secara merata pada level yang optimal. Untuk tujuan
ini disyaratkan dalam pembuatan greenhouse adalah mempunyai transmisi
cahaya yang tinggi, konsumsi panas yang rendah, ventilasi yang cukup dan
efisien, struktur yang kuat.
Greenhouse untuk daerah tropis sangat memungkinkan dan
mempunyai banyak keuntungan dalam produksi dan budidaya tanaman.
Produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana produksi dalam lahan
yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya hujan yang sering
dan angin yang kencang. Struktur greenhouse di daerah tropis
sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu dengan
menggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala
(screens) yang mampu mengurangi serangan serangga dan hama.
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan
menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi
juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta
distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka
dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan
semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau
lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang
bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara
pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara
Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan.
Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi
tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar
digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan
ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan
persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman
tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan
praktisi disemua bidang pertanian.
Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat
Mendukung Upaya Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di
Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga
penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini
adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau
pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya green
house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi
tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan
penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran
hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan
percobaan yang dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat
singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun
serangga.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi
dengan atap tembus cahaya. Fungsi Green House
Untuk memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman
di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu
menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi
lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki
antara lain :
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar
ultra violet dan sinar infra merah.
b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat
merobohkan tanaman.
f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan
kontaminasi penyerbukan.
g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Kondisi lingkungan yang dikehendaki antara
lain :
a.
Kondisi cuaca yang
mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b.
Mikroklimat seperti
suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman.
c.
Suplai air dan pupuk
dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d.
Sanitasi lingkungan
sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
e.
Kondisi nyaman bagi
terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f.
Bersih dari ekses
lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g.
Hilangnya gangguan
fisik baik oleh angin maupun hewan.
Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan
cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan
menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim
hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan
akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama
juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula pada
saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian
tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok,
sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan
luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat
dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen
tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu
membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga
anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam
green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di
dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai
kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka
seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya
tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan
pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap
tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan
segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur,
air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan
visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi
akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan
berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih
seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi
mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap
hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang
insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen
yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak
berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras
transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia.
Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen.
Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem
knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena
suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat
dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang
proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih
modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance
petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai
jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat
berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya
tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman
dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti
ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
JENIS GREEN HOUSE
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam
green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan
membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house.
Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya
tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house
besi.
A. Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house
produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling
murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai
sarana produksi.
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif
pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena
kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya
terbatas menggunakan plastik UV.
B. Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan
material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai.
Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang
dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.
Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat
dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah
lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C. Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green
house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment
“hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan;
sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu
dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan
peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga
penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.
TIPE
GREEN HOUSE
Type
green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau
desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh
pada kondisi mikroklimat di dalam green house.
Secara
umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah
empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat
khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain
green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena
problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu
tinggi akibat radiasi sinar infra merah.
Sebaliknya
pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house lebih
tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin
udara hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.
Jadi
desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Bagaimana sebuah green house dapat
memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman terletak pada
desainnya.
Pada dasarnya green
house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :
1. tipe tunnel
2. tipe piggy back
3. tipe multispan
Masing – masing type
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Type Tunnel
Tipe
ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah
memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah
merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara
struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih
kuat.
Kelemahan
dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah
tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk
mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
2. Tipe Piggy back
Green
house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini
adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang
sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan
mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.
Selain
memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari
tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back
kurang disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan
struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan
penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih mahal
dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
3. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )
Desain
tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy
back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan
(hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green
house ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu
strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.
Kelebihan
lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit
dilakukan pada green house tipe tunnel.
Dibandingkan
tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini
lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas,
maka type multispan adalah type yang paling sesuai.
BAHAN PENUTUP GREEN HOUSE
Perlu diketahui pula
bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan
cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically
Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung
cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan
yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi
tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan
polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya
yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan
keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya
pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada
di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya
bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana
dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan
penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun
plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana
mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan
dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang
biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan
terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan
sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu
menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar
20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun
digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah :
mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate
memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih
murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu
menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar
40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah
memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam
waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki
sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau
dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan
plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa
lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat
murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya sementara (kurang
tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun
perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh
sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan
perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga
tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya
paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai
sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang
yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang cukup
tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra
violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung
mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar didapatkan
penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada
yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang
baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau
tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun
plastik yang tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari
atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house harus
dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar
untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau
plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara
sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk
mengontrol masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house.
Untuk bagian dalam green house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini
hanya untuk green house yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik
polybag atau percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah
seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran,
buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan bedengan
ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada
umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik
temperature, kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama
dan penyakitnya dapat dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang
pembudidayaan tanaman dengan green house sangat menguntungkan khususnya untuk
bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu berproduksi sepanjang masa
tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan
dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
Beberapa
unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik adalah
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya
cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha dimasa yang akan datang.
Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu
diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang
dan lain-lain.
2.Topografi
Lokasi pembangun
rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena jika dibangun
pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah
plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada
rangkai rumah plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai
sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang
dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan diusahakan. Area
yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi
kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan
lebih baik diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan
intensitas cahaya yang baik. Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku
sebagai penghalang, penting untuk area-area yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah
satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam menentukan
lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas
maupun kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa
mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia
harus diperiksa untuk menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur
yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui
kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerah-daerah dekat pantai dan
muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi
tanaman.
4.Arah/orientasi
Arah/orientasi akan
mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat terhalangi
oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan
sudut penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada
lintang tinggi.
BAB
III
KESIMPULAN
·
Untuk membuat rumah kaca
(greenhouse) harus di perhatikan unsur lokasi dimana akan di tempatkan rumah
kaca tersebut
·
Sebenarnya bentuk-bentuk green house
tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling
murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal.
·
Bahan penutup atap dapat menggunakan
kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan
kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa
disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.
·
Kondisi areal yang
beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif
dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit
ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi.
Rumah kaca (disebut juga rumah hijau dan rumah
tanaman[1]) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik; Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan
ini.
Kaca yang digunakan untuk rumah
kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral
yang berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah
kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara
dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena
itu rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi.
Rumah kaca sering kali
digunakan untuk mengembangkan bunga, buah dan tanaman tembakau. Lebah dari genus Bombus adalah polinator
pilihan untuk banyak polinasi rumah kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan, dan juga
polinasi buatan.
Banyak sayuran dan bunga yang
dikembangkan di rumah kaca pada akhir musim dingin
atau awal musim semi, yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi
hangat.
Ruangan yang tertutup dari rumah
kaca mempunyai kebutuhan yang unik, dibandingkan dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit,
dan panas tinggi dan kelembaban, harus dikontrol, dan irigasi
dibutuhkan untuk menyediakan air.
Rumah kaca menjadi penting dalam
penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi. Kompleks rumah kaca terbesar
di dunia terletak di Leamington, Ontario
(dekat tempat paling selatan Kanada) di mana sekitar 200
"acre" (0.8 km²) tomat dikembangkan dalam gelas.
Rumah kaca melindungi tanaman dari
panas dan dingin yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan
"blizzard", dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu
dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan suatu
negara persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena
keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca untuk menggunakan ruang
secara efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar